Dalam era digital, konsep upskilling dan reskilling telah menjadi bagian integral dari strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) di berbagai organisasi. Perubahan teknologi, pasar kerja yang dinamis, dan kebutuhan akan kompetensi baru membuat perusahaan harus meningkatkan keterampilan karyawan mereka untuk tetap kompetitif.
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci apa itu upskilling dan reskilling, mengapa keduanya penting, serta bagaimana perusahaan dapat menerapkannya secara efektif.
Apa Itu Upskilling dan Reskilling?
Upskilling adalah proses di mana karyawan diberikan pelatihan atau pendidikan tambahan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam peran yang sudah ada. Tujuan upskilling adalah untuk memperdalam atau memperluas kompetensi yang sudah dimiliki oleh karyawan sehingga mereka dapat menjalankan tanggung jawab mereka dengan lebih baik dan beradaptasi dengan teknologi atau metode kerja baru.
Reskilling, di sisi lain, adalah proses pelatihan karyawan untuk menguasai keahlian baru yang diperlukan untuk beralih ke peran yang berbeda dalam organisasi. Reskilling biasanya diterapkan ketika perubahan signifikan dalam perusahaan atau industri menyebabkan beberapa peran menjadi usang, sehingga karyawan perlu disiapkan untuk mengisi posisi lain yang lebih relevan.
Peran HRD dalam Upskilling dan Reskilling
Untuk mendukung upskilling dan reskilling, maka dibutuhkan peran HR. Secara lebih spesifik, upskilling dan reskilling terlibat dalam beberapa peran dan fungsi HR, yaitu:
- Training and Development, di dalamnya mencakup Learning and Development (L&D)
- Pengembangan Karier, bagian integral dari Career Management
- Talent Management
- Perencanaan Suksesi (Succession Planning)
- Retensi Karyawan (Employee Retention)
Manfaat dan Pentingnya Upskilling dan Reskilling
Perubahan teknologi dan digitalisasi telah mengubah cara kita bekerja. Banyak pekerjaan yang dulunya dilakukan secara manual kini telah digantikan oleh otomatisasi dan artificial intelligence (AI). Menurut World Economic Forum, lebih dari separuh karyawan di seluruh dunia akan membutuhkan reskilling atau upskilling untuk tetap relevan dalam lima tahun ke depan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa upskilling dan reskilling sangat penting:
- Menjaga Daya Saing Perusahaan: Dengan karyawan yang memiliki keahlian terbaru, perusahaan dapat lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar, memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif.
- Meningkatkan Retensi Karyawan: Ketika karyawan merasa bahwa mereka terus belajar dan berkembang, mereka lebih mungkin untuk merasa puas dengan pekerjaan mereka dan bertahan lebih lama dalam perusahaan.
- Mengurangi Kesenjangan Keterampilan: Dengan mengembangkan keterampilan yang diperlukan, perusahaan dapat mengisi kesenjangan skills di dalam organisasi, mengurangi kebutuhan untuk merekrut dari luar yang mungkin lebih mahal dan memakan waktu.
- Mempersiapkan Masa Depan Kerja: Dunia kerja berubah dengan cepat, dan peran yang ada hari ini mungkin tidak ada besok. Dengan reskilling, perusahaan dapat membantu karyawan mereka untuk beralih ke peran baru yang mungkin lebih relevan di masa depan.
Cara Menerapkan Upskilling di Perusahaan
Berikut adalah langkah-langkah cara menerapkan upskilling secara efektif di perusahaan:
- Analisis Kesenjangan Keterampilan: Lakukan analisis mendalam untuk menentukan keterampilan apa yang dimiliki oleh karyawan saat ini dan skills apa yang akan dibutuhkan di masa depan. Caranya bisa melalui survei, wawancara, atau penilaian kinerja.
- Desain Program Pelatihan: Berdasarkan analisis kesenjangan keterampilan, rancang program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan keahlian spesifik yang dibutuhkan. Ini bisa mencakup pelatihan teknis, soft skills, atau leadership.
- Fasilitasi Pembelajaran Berkelanjutan: Berikan akses kepada karyawan untuk belajar secara berkelanjutan melalui berbagai platform seperti kursus online, workshop, atau program mentoring dan coaching.
- Evaluasi dan Penyesuaian: Setelah program pelatihan diterapkan, penting untuk terus mengevaluasi efektivitasnya dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Hal ini memastikan bahwa program tersebut tetap relevan dan efektif.
Cara Menerapkan Reskilling di Perusahaan
Reskilling membutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda karena melibatkan pengalihan karyawan ke peran yang berbeda. Berikut adalah cara menerapkan reskilling dalam beberapa tahapan:
- Identifikasi Peran yang Berisiko: Langkah pertama adalah mengidentifikasi peran atau pekerjaan yang mungkin tidak lagi relevan di masa depan. Ini dapat dilakukan dengan menganalisis tren industri dan teknologi.
- Tentukan Keterampilan Baru yang Dibutuhkan: Setelah peran yang berisiko diidentifikasi, tentukan keahlian apa yang diperlukan untuk peran baru yang lebih relevan. Ini bisa melibatkan pelatihan dalam teknologi baru, kemampuan analitis, atau bahkan keterampilan interpersonal yang lebih baik.
- Rancang Program Reskilling: Buat program pelatihan yang khusus dirancang untuk membantu karyawan beralih dari peran lama mereka ke peran baru. Program ini harus mencakup pembelajaran praktis serta teori untuk memastikan karyawan siap menghadapi tantangan di peran baru mereka.
- Implementasi dan Pengawasan: Jalankan program reskilling dan awasi karyawan yang berpartisipasi untuk memastikan mereka benar-benar mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan. Evaluasi terus-menerus diperlukan untuk memastikan program tersebut berhasil.
Contoh Implementasi Upskilling dan Reskilling
Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, mari kita lihat beberapa contoh upskilling dan reskilling yang diterapkan oleh beberapa perusahaan:
1. Amazon
Pada tahun 2019, Amazon mengumumkan rencana untuk menginvestasikan $700 juta dalam program reskilling untuk melatih sepertiga dari tenaga kerjanya di AS agar siap untuk pekerjaan yang lebih teknis dan berorientasi pada teknologi. Ini termasuk program untuk melatih karyawan di bidang seperti cloud computing, machine learning, dan pengembangan perangkat lunak.
2. PwC
Perusahaan konsultan terkemuka yang masuk the Big Four ini meluncurkan program upskilling besar-besaran untuk seluruh tenaga kerjanya, dengan fokus pada digital fluency, data analytics, dan teknologi baru. Program ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap karyawan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat di industri jasa profesional.
Tantangan dalam Upskilling dan Reskilling
Meskipun manfaatnya jelas, menerapkan upskilling dan reskilling juga memiliki tantangan tersendiri:
- Biaya dan Investasi Waktu: Pelatihan membutuhkan biaya dan waktu, baik dari sisi perusahaan maupun karyawan. Mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk pelatihan bisa menjadi tantangan, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah.
- Resistensi terhadap Perubahan: Beberapa karyawan mungkin enggan untuk belajar keterampilan baru atau beralih ke peran baru, terutama jika mereka telah lama bekerja di peran yang sama. Mengatasi resistensi ini memerlukan komunikasi yang jelas dan motivasi yang tepat.
- Mengukur Keberhasilan: Menentukan bagaimana mengukur keberhasilan program upskilling dan reskilling bisa jadi sulit. Perusahaan perlu menetapkan metrik yang jelas untuk menilai dampak dari program ini terhadap produktivitas kerja dan kepuasan karyawan.
Kesimpulan
Jadi, upskilling dan reskilling adalah strategi penting yang harus diterapkan oleh perusahaan yang ingin tetap kompetitif di era digital. Kedua upaya ini membantu perusahaan dalam menghadapi perubahan teknologi dan memastikan bahwa SDM mereka memiliki skills yang relevan untuk masa depan. Dengan perencanaan dan implementasi yang tepat, upskilling dan reskilling dapat meningkatkan produktivitas, retensi karyawan, dan daya saing perusahaan.